Pages

Minggu, 12 Oktober 2014

2. PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

2.  PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A.     PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaaan dan sebagaainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini, akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.

2.1                      PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan sosial ekonomi. Pertumbuhan sangat berpengaruh dalam kondisi ekonomi suatu daerah. Karena semakin tinggi
pertumbuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat kebutuhan ekonomi suatu daerah atau negara tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan masyarakat : 
1.       Kematian  (Mortalitas)
2.       Kelahiran (Fertilitas)
3.       Migrasi

Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai dengan tahun 2006 adalah sebagai berikut :
TAHUN
JUMLAH PENDUDUK
PERKEMBANGAN PER TAHUN
1830
1 milyard
-
1930
2 milyard
1%
1960
3 milyard
1,7%
1975
4 milyard
2,2%
1987
5 milyard
2%
1996
6 milyard
2%
2006
7 milyard
2%
Sumber : Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.

Kalau dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk makin cepat. Penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
TAHUN PENGGANDAAN
PERKIRAAN PENDUDUK DUNIA
WAKTU
800 SM
5 juta
-
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 milyard
180
1930 tahun
2 milyard
100
1975 tahun
4 milyard
45
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.

Di dalam pengukuran demografi ketiga factor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.

1.      Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian  dan faktor penghambat kematian .

Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR D/P x K

Ket:
CDR     =          Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D          =          Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P          =          Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K          =          Bilangan konstan 1000

Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K

Ket:
ASDRx              =          Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx                    =          Jumlah Kematian pada umur tertentu 1tahun
Px                    =          Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K                      =          Bilangan konstan 1000


2.      Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran  dan yang mendukung kelahiran.

Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
ü  Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.
ü  Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
ü  Angka  kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.

3.      Migrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.

Pengertian dan Akibat Migrasi

Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.

Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.

Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.

Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :

Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.

Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :

1.      Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
2.      Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
3.      Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
4.      Informasi yang negatif yang dating dari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
5.      Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
6.      Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7.      Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
8.      Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll).
9.      Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
10.  Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.

2.2                      KEBUDAYAAAN DAN KEPRIBADIAN

Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.

Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.


Ciri – ciri zaman batu muda :

1.      Mulai menetap dan membuat rumah
2.      Membentuk kelompok masyarakat desa
3.      Bertani
4.      Beternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.

Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

Kebudayaan Hindu, Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.

Kebudayaan Islam

Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.

Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.

2.3                      KEBUDAYAAN BARAT

Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.

Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia sekarang, sanggupkah menemukan jalan yang tepat guna menumbuhkan kebudayaaan yang sehat ?.

Dalam keadaan rawan seperti sekarang ini sesungguhnya sangat menguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila telah menunjukkan dasar pemikiran yang mewarnai aspirasi-aspirasi zaman mutakhir, terhadap pendapat-pendapat umum dengan rumusannya humanism baru”. Pancasila sebagai rumusan kepercayaan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.

Pertanyaan

1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan masyarakat adalah?
a.       Kematian, Kelahiran, Migrasi.
b.      Kehidupan, Kelahiran, Kematian.
c.       Kematian, Migrasi, Kehidupan.
d.      Migrasi, Transmigrasi, Urbanisasi.

2.      Migrasi adalah?
a.      Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional).
b.      Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
c.       Perpindahan penduduk dari kota ke desa.
d.      Perpindahan penduduk dari wilayah ke wilayah.

3.      Akibat yang ditimbulkan migrasi adalah?
a.      Makin bertambahnya orang kaya.
b.      Makin bertambahnya yang mendapat pekerjaan.
c.       Lahan pekerjaan makin bertambah.
d.      Pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun.

4.      Ciri – ciri zaman batu muda adalah?
a.      Semuanya terbuat dari batu.
b.      Penduduknya mayoritas orang tua.
c.       Mulai menetap dan membuat rumah, bertani, Membentuk kelompok masyarakat desa, beternak.
d.      Masih belum mengenal pakaian.

5.      Pada abad ke berapa agama Hindu masuk ke Indonesia?
a.      Abad 3 – 4
b.      Abad 5 – 6
c.       Abad 7 – 8
d.      Abad 9 – 10

Sumber : Buku e-book gunadarma seri diktat kuliah (MKDU Ilmu Sosial Dasar)

0 komentar:

Posting Komentar