2. PENDUDUK
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek aspek kehidupan yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaaan dan sebagaainya. Dengan
adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem
mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Pemanfaatan
dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik
kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan.
Sehubungan
dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini, akan ditelaah mengenai pertumbuhan
penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat
perkembangan kebudayaan.
2.1
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk merupakan salah
satu faktor terpenting dalam kehidupan sosial ekonomi. Pertumbuhan sangat
berpengaruh dalam kondisi ekonomi suatu daerah. Karena semakin tinggi
pertumbuhan masyarakat, semakin
tinggi pula tingkat kebutuhan ekonomi suatu daerah atau negara tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan masyarakat :
1. Kematian
(Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Adapun perkembangan jumlah
penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai dengan tahun 2006 adalah sebagai berikut
:
TAHUN
|
JUMLAH PENDUDUK
|
PERKEMBANGAN PER TAHUN
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber
: Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Kalau
dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk makin cepat. Penggandaan
penduduk (double population) jangka waktunya makin singkat. Bertambah cepatnya
penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut :
Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
TAHUN PENGGANDAAN
|
PERKIRAAN PENDUDUK DUNIA
|
WAKTU
|
800
SM
|
5
juta
|
-
|
1650
tahun
|
500
juta
|
1500
|
1830
tahun
|
1
milyard
|
180
|
1930
tahun
|
2
milyard
|
100
|
1975
tahun
|
4
milyard
|
45
|
Sumber
: Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Di
dalam pengukuran demografi ketiga factor tersebut diukur dengan tingkat/rate.
Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk
perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Rumus
Tingkat Kematian Kasar
CDR D/P x K
|
Ket:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Rumus
Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x
K
|
Ket:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu 1tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu 1tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2. Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan
bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat
dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
ü Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka
kelahiran > 30 per tahun.
ü Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka
kelahiran 20-30 per tahun.
ü Angka kelahiran dikatakan rendah jika
angka kelahiran < 20 per tahun.
3. Migrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota
dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak
akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.
Pengertian
dan Akibat Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat
penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk
yang tidak merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi,
Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian,
mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Berikut ini
adalah akibat yang muncul dari migrasi :
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi
adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun.
Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana
untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi
berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran
akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya
urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada
lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Proses
Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :
1. Dalam memilih daerah tujuan para imigran
cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
2. Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan
adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang
melakukan mobilitas penduduk.
3. Informasi yang positif dari sanak saudara,
kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam
pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
4. Informasi yang negatif yang dating dari daerah
tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap
seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin
tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana
terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
8. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu
daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll).
9. Orang yang berumur muda dan belum berumah
tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia
lanjut dan berstatus kawin.
10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin
banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
2.2
KEBUDAYAAAN DAN KEPRIBADIAN
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan.
Ciri
– ciri zaman batu muda :
1.
Mulai menetap dan
membuat rumah
2.
Membentuk
kelompok masyarakat desa
3.
Bertani
4.
Beternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa
kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson
berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan
perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme
tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua
agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara
damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-
karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat,
seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
Kebudayaan Islam
Abad
ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah
Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara
Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
2.3
KEBUDAYAAN BARAT
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan
dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan
rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama
dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Bagi
bangsa Indonesia sekarang, sanggupkah menemukan jalan yang tepat guna
menumbuhkan kebudayaaan yang sehat ?.
Dalam
keadaan rawan seperti sekarang ini sesungguhnya sangat menguntungkan bagi
pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila
telah menunjukkan dasar pemikiran yang mewarnai aspirasi-aspirasi zaman
mutakhir, terhadap pendapat-pendapat umum dengan rumusannya humanism baru”.
Pancasila sebagai rumusan kepercayaan kepada realitas, sesungguhnya sejalan
dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.
Pertanyaan
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
masyarakat adalah?
a. Kematian, Kelahiran, Migrasi.
b. Kehidupan,
Kelahiran, Kematian.
c. Kematian,
Migrasi, Kehidupan.
d. Migrasi,
Transmigrasi, Urbanisasi.
2. Migrasi
adalah?
a. Perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif
(migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional).
b. Perpindahan penduduk dari desa ke
kota.
c. Perpindahan penduduk dari kota ke desa.
d. Perpindahan penduduk dari wilayah ke
wilayah.
3.
Akibat
yang ditimbulkan migrasi adalah?
a. Makin bertambahnya orang kaya.
b. Makin bertambahnya yang mendapat
pekerjaan.
c. Lahan pekerjaan makin bertambah.
d. Pendapatan per kapita berkurang
sehingga daya beli masyarakat menurun.
4.
Ciri
– ciri zaman batu muda adalah?
a. Semuanya terbuat dari batu.
b. Penduduknya mayoritas orang tua.
c. Mulai menetap dan membuat
rumah, bertani, Membentuk kelompok masyarakat desa, beternak.
d. Masih belum mengenal pakaian.
5.
Pada
abad ke berapa agama Hindu masuk ke Indonesia?
a. Abad 3 – 4
b. Abad 5 – 6
c. Abad 7 – 8
d. Abad 9 – 10
Sumber : Buku e-book gunadarma seri diktat
kuliah (MKDU Ilmu Sosial Dasar)
0 komentar:
Posting Komentar