Pages

Sabtu, 20 Juni 2015

Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani dalam Budi Pekerti



Ilmu Budaya Dasar
Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani dalam Budi Pekerti

 



Disusun oleh :
 
Asdi Prayudha Rahadi            (51414726)

Kelas 1IA01
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
             Pada zaman sekarang manusia sudah mulai hilang dalam melakukan budi pekerti di manapun mereka berada. Manusia yang sudah memiliki akal pikiran, jasmani dan rohani tidak dipergunakan secara benar dalam membantu atau mengatasi suatu masalah. Manusia adalah makhluk individu yang sudah diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan akal pikiran yang digunakan untuk berfikir, Jasmani dengan fisik yang kuat dan emosi yang bisa dikendalikan dan Rohani dengan jiwa dan mental yang kuat dan sehat. Setiap hari secara tidak sadar kita sudah melakukan budi pekerti, karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang lainnya. Akan banyak konflik masalah yang akan datang dan melanda kita di kemudian hari.
Kita sebagai manusia sejak lahir sudah memilki akal pikiran, jasmani dan rohani yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tinggal di kembangkan dan di didik agar budi pekerti dalam diri sendiri berkembang untuk hal positif bukan negatif.

1.2           Tujuan Masalah
-          Mengetahui manfaat dari hubungan akal pikiran, jasmani dan rohani dalam budi pekerti.
-          Memahami akal pikiran, jasmani, rohani dan budi pekerti.
-          Bisa menerapkan budi pekerti di mana pun kita berada.
-          Membentuk karakter yang lebih baik.




BAB II
ISI
2.1       Pengertian Akal Pikiran
            Setiap manusia memiliki akal yang sudah di bawa sejak lahir, kata ‘akal’ berasal dari bahasa Arab: al-’aql. Arti kata ‘akal’ sama dengan al-idrâk dan al-fikr. Semuanya mutâradif atau sinonim. Akal adalah khâshiyyât (keistimewaan) yang diberikan Allah swt kepada manusia, yang merupakan khâshiyyât otak manusia. Sebab otak manusia mempunyai keistimewaan untuk mengaitkan realitas yang diindera dengan informasi (asosiasi). Sedangkan hewan tidak memiliki akal seperti manusia.
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Dengan akal kita bisa mengembangkan konsep – konsep untuk diri kita sendiri dalam membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Manusia memiliki akal, sedangkan hewan tidak punya.
Pikiran adalah bagaimana mahkluk memecahkan, mengatasi masalah. Manusia dapat memecahkan/mengatasi masalah, berarti manusia memiliki pikiran. Hewan juga memiliki pikiran.

2.1.1    Akal Pikiran dalam Budi Pekerti
            Maksudnya adalah budi pekerti berhubungan dengan perbuatan atau tingkah laku manusia dalam melakukan hal baik atau pun hal buruk. Setiap kita melakukan suatu perbuatan kita pasti akan menggunakan akal kita untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kita dapat menilai, menyimpukan, menganalisis apa itu benar atau salah. Pikiran kita digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekitar kita saat kita mau menolong orang.

2.2       Pengertian Jasmani
            Kita dulu sudah di ajar melalui pendidikan jasmani, jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, peretumbuhan, kecerdasan dan pertumbuhan watak.
            Jasmani yang dituju akan membantu tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin. Agar generasi muda untuk bangsa ini memiliki fisik kuat lahir dan batin dalam menghadapai rintangan yang ada di lingkungan atau pun di negara.

2.2.1    Jasmani dalam Budi Pekerti
Jasmani dalam Budi Pekerti dapat membentuk percaya diri, mengembangkan daya ingat, pengembangan hidup sehat. Bagi sesama manusia dapat saling menghormati satu sama lain, persahabatan, kerjsama, berbudi pekerti yang luhur, menghargai keluarga dan bersikap demokrasi di rumah. Kita juga dapat mengembangkan nilai – nilai pribadi melalui aktivitas jasmani dan mengembangkan keterampilan sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
Jasmani juga berhubungan dengan masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan berkeadilan sosial, pengertian terhadap masyarakat, penilaian terhadap kritik, toleransi dan taat terhadap demokrasi.
Jasmani yang terbentuk dalam budi pekerti bisa di ajarkan lewat Pendidikan Jasmani dengan memberikan pelajaran secara sadar dengan menekankan semangat dan budi pekerti yang tinggi sportifitas, dapat membentuk karakter yang kuat baik fisik, mental maupun sosial sehinggi di kemudian hari dapat memiliki budi pekerti yang baik, bermoral, mandiri dan bertanggung jawab.
Tanpa adanya jasmani dalam budi pekerti, kita akan susah mengontrol emosi atau fisik kita dalam melakukan budi pekerti. Dimana ada hal baik dan hal buruk yang ada di sekitar kita.

2.3       Pengertian Rohani
            Rohani juga dikatakan sebagai ilmu rasa(zauk), karena rasa atau perasaan di hati ada rasa positif dan rasa negative. Rasa ini berhubung dengan roh. Rohani selalu dikaitkan dengan perassan dalam manusia yang melibatkan emosi sendiri. Rohani sangat ditekankan dalam agama, maksudnya membawa keadaan mental yang logic dan memetingkan kebaikan manusia sejagat dan baharulah kebaikan individu itu sendiri. Rohani setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu dan penetapan undang-undang. Rohani selalu terkait dengan perbuatan atau emosi dalam segi negative maupun segi positif.

2.3.1    Rohani dalam Budi Pekerti
            Rohani (kesehatan jiwa) dalam budi pekerti adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Rohani dapat mendorong budi pekerti manusia dalam melakukan suatu tindakan baik maupun buruk.
            Dalam pembentukan rohani dalam budi pekerti, kita harus mempelajari fungsi dari rohani(kesehatan jiwa). Dimana rohani berfungsi untuk :
1.      Pencegahan, Pencegahan atas ketidakpuasan atau tidak terpenuhi apa yang dibutuhkan yang ada didunia ini. Pencegahan dilakukan agar jiwa seseorang aman dengan rasa cinta atau rasa sayang.
2.      Perbaikan, Kesehatan mental diperlukan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru kita kenal yang akan menimbulkan rasa aman pada individu.
3.      Pengembangan, Mengembangkan individu agar terhindar dari rasa kecemasan dan terhindar dari gangguan jiwa.
Dalam melakukan perbuatan budi pekerti, contohnya menolong orang ataupun menyelesaian suatu masalah yang ada. Kita harus memilki kesehatan mental yang sudah terbentuk dari rohani. Jika kita mengalami gangguan mental/jiwa, kita tidak dapat berfikir ataupun melakukan hal baik secara benar, malah jadi melakukan hal buruk di dunia.


2.4       Budi Pekerti
            Dalam kamus bahasa Indonesia Budi Pekerti terdiri dari kata Budi dan Pekerti. Budi yang berarti sadar, sedangkan Pekerti berarti kelakuan. Secara terminology, kata budi ialah yang ada pada manusia berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut Budi Pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung kepada penerapannya, bisa bersifat positif maupun negatife. Walaupun suara hati seseorang berbeda tiap orang dalam melakukan budi pekerti, namum memiliki kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagian dan keutamaan kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.
Tidak hanya akal pikiran, jasmani, rohani dalam budi pekerti saja yang di perlukan oleh kita, tapi kita juga memerlukanpembentukan karakter dalam diri kita sendiri. Karena pembentukan karakter adalalah konsep dasar yang di terapkan dalam pemikiran seseorang agar akhlak, akal pikiran, jasmani, rohani dan budi pekerti menjadi lebih baik sehingga dapat menghilangkan krisis moral yang menerpa negara ini maupun di mana saja.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

2.5              Kesimpulan
Bahwa Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani dibutuhkan untuk melengkapi Budi Pekerti sesuai dengan ajaran agama islam. Karena 3 komponen itu saling dibutuhkan satu sama lain dalam membentu budi pekerti dalam diri sendiri. Jika salah satunya tidak ada, maka yang terjadi kita tidak bisa mana yang benar dan mana yang salah saat kita melakukan budi pekerti. Itu lah kenapa kita harus memahami dan mengembangkan 3 komponen tersebut. Budi pekerti dalam diri kita sendiri berguna untuk perilaku, moral dan pemikiran yang sehat dan masuk akal bagi masa yang akan datang, agar kita tidak gampang terjerumus ke dalam hal – hal yang buruk di sekeliling kita.

2.6              Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1.      Kita harus mulai berlatih dan mengembangkan akal pikiran, jasmani dan rohani sejak masih kecil agar saat sudah besar dapat menciptakan budi pekerti yang luhur baik dan sehat.
2.      Kita harus menyeimbangkan 3 komponen tersebut dalam membentuk budi pekerti, jika salah satu tidak seimbang. Maka akan susah dalam menyelesaikan masalah di kemudian hari, walaupun 2 yang lain sudah terpenuhi.




DAFTAR PUSTAKA
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/01/11/budi-pekerti-dan-akal/
http://deahayuna.blogspot.com/2013/12/pendidikan-karakter.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/14/pendidikan-budi-pekerti-suatu-kajian-teoretis-600592.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akal
http://lintastema.blogspot.com/2011/11/inilah-perbedaan-antara-akal-pikiran.html
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-jasmani.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Jasmani
http://pengertiankesehatan.blogspot.com/2012/10/kesehatan-rohani-jiwa.html
https://studipemikiranislam.wordpress.com/2013/10/11/memahami-akal-dan-pikiran/
http://yulrachmawati.blogspot.com/2013/01/penanaman-nilai-budi-pekerti-dalam.html
Ilmu Budaya Dasar Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar