Ilmu Budaya Dasar
Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani dalam Budi
Pekerti
Disusun oleh :
Asdi Prayudha Rahadi (51414726)
Kelas 1IA01
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman
sekarang manusia sudah mulai hilang dalam melakukan budi pekerti di manapun
mereka berada. Manusia yang sudah memiliki akal pikiran, jasmani dan rohani
tidak dipergunakan secara benar dalam membantu atau mengatasi suatu masalah.
Manusia adalah makhluk individu yang sudah diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa
dengan akal pikiran yang digunakan untuk berfikir, Jasmani dengan fisik yang
kuat dan emosi yang bisa dikendalikan dan Rohani dengan jiwa dan mental yang
kuat dan sehat. Setiap hari secara tidak sadar kita sudah melakukan budi
pekerti, karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang
lainnya. Akan banyak konflik masalah yang akan datang dan melanda kita di
kemudian hari.
Kita sebagai manusia sejak lahir sudah memilki akal pikiran, jasmani dan
rohani yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tinggal di kembangkan dan di
didik agar budi pekerti dalam diri sendiri berkembang untuk hal positif bukan negatif.
1.2 Tujuan Masalah
-
Mengetahui manfaat dari hubungan akal
pikiran, jasmani dan rohani dalam budi pekerti.
-
Memahami akal pikiran, jasmani, rohani dan
budi pekerti.
-
Bisa menerapkan budi pekerti di mana pun
kita berada.
-
Membentuk karakter yang lebih baik.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Akal Pikiran
Setiap
manusia memiliki akal yang sudah di bawa sejak lahir, kata ‘akal’ berasal dari bahasa Arab: al-’aql. Arti kata
‘akal’ sama dengan al-idrâk dan al-fikr. Semuanya mutâradif atau
sinonim. Akal adalah khâshiyyât (keistimewaan) yang diberikan
Allah swt kepada manusia, yang merupakan khâshiyyât otak manusia. Sebab
otak manusia mempunyai keistimewaan untuk mengaitkan realitas yang diindera
dengan informasi (asosiasi). Sedangkan hewan tidak memiliki akal seperti manusia.
Akal adalah suatu
peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta
menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan
tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa
didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi
untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau
salah. Dengan akal kita bisa mengembangkan konsep – konsep untuk diri kita
sendiri dalam membedakan antara baik dan buruk, benar dan
salah. Manusia memiliki akal, sedangkan hewan tidak punya.
Pikiran adalah bagaimana mahkluk memecahkan, mengatasi masalah.
Manusia dapat memecahkan/mengatasi masalah, berarti manusia memiliki pikiran.
Hewan juga memiliki pikiran.
2.1.1 Akal Pikiran dalam Budi Pekerti
Maksudnya adalah budi pekerti berhubungan dengan perbuatan
atau tingkah laku manusia dalam melakukan hal baik atau pun hal buruk. Setiap kita
melakukan suatu perbuatan kita pasti akan menggunakan akal kita untuk
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kita dapat menilai,
menyimpukan, menganalisis apa itu benar atau salah. Pikiran kita digunakan
untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekitar kita saat kita mau menolong
orang.
2.2 Pengertian
Jasmani
Kita dulu sudah di ajar melalui pendidikan
jasmani, jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis
melalui berbagai kegiatan jasmani dalam memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, peretumbuhan, kecerdasan dan pertumbuhan watak.
Jasmani yang dituju
akan membantu tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha
untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin.
Agar generasi muda untuk bangsa ini memiliki fisik kuat lahir dan batin dalam
menghadapai rintangan yang ada di lingkungan atau pun di negara.
2.2.1 Jasmani
dalam Budi Pekerti
Jasmani dalam Budi Pekerti dapat membentuk
percaya diri, mengembangkan daya ingat, pengembangan hidup sehat. Bagi sesama
manusia dapat saling menghormati satu sama lain, persahabatan, kerjsama,
berbudi pekerti yang luhur, menghargai keluarga dan bersikap demokrasi di
rumah. Kita juga dapat mengembangkan nilai – nilai pribadi melalui aktivitas
jasmani dan mengembangkan keterampilan sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
Jasmani juga berhubungan dengan masyarakat
yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan berkeadilan sosial,
pengertian terhadap masyarakat, penilaian terhadap kritik, toleransi dan taat
terhadap demokrasi.
Jasmani yang terbentuk dalam budi pekerti
bisa di ajarkan lewat Pendidikan Jasmani dengan memberikan pelajaran secara
sadar dengan menekankan semangat dan budi pekerti yang tinggi sportifitas,
dapat membentuk karakter yang kuat baik fisik, mental maupun sosial sehinggi di
kemudian hari dapat memiliki budi pekerti yang baik, bermoral, mandiri dan
bertanggung jawab.
Tanpa adanya jasmani dalam budi pekerti, kita akan
susah mengontrol emosi atau fisik kita dalam melakukan budi pekerti. Dimana ada
hal baik dan hal buruk yang ada di sekitar kita.
2.3 Pengertian Rohani
Rohani juga
dikatakan sebagai ilmu rasa(zauk), karena rasa atau perasaan di hati ada rasa
positif dan rasa negative. Rasa ini berhubung dengan roh. Rohani selalu
dikaitkan dengan perassan dalam manusia yang melibatkan emosi sendiri. Rohani
sangat ditekankan dalam agama, maksudnya membawa keadaan mental yang logic dan
memetingkan kebaikan manusia sejagat dan baharulah kebaikan individu itu
sendiri. Rohani setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu
dan penetapan undang-undang. Rohani selalu terkait dengan perbuatan atau emosi
dalam segi negative maupun segi positif.
2.3.1 Rohani dalam Budi Pekerti
Rohani
(kesehatan jiwa) dalam budi pekerti adalah perasaan sehat dan bahagia serta
mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Rohani
dapat mendorong budi pekerti manusia dalam melakukan suatu tindakan baik maupun
buruk.
Dalam pembentukan rohani dalam budi
pekerti, kita harus mempelajari fungsi dari rohani(kesehatan jiwa). Dimana
rohani berfungsi untuk :
1.
Pencegahan,
Pencegahan atas ketidakpuasan atau tidak terpenuhi apa yang dibutuhkan yang ada
didunia ini. Pencegahan dilakukan agar jiwa seseorang aman dengan rasa cinta
atau rasa sayang.
2.
Perbaikan,
Kesehatan mental diperlukan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru
kita kenal yang akan menimbulkan rasa aman pada individu.
3.
Pengembangan,
Mengembangkan individu agar terhindar dari rasa kecemasan dan terhindar dari
gangguan jiwa.
Dalam melakukan perbuatan budi pekerti, contohnya menolong orang ataupun
menyelesaian suatu masalah yang ada. Kita harus memilki kesehatan mental yang
sudah terbentuk dari rohani. Jika kita mengalami gangguan mental/jiwa, kita
tidak dapat berfikir ataupun melakukan hal baik secara benar, malah jadi
melakukan hal buruk di dunia.
2.4 Budi Pekerti
Dalam kamus
bahasa Indonesia Budi Pekerti terdiri dari kata Budi dan Pekerti. Budi yang
berarti sadar, sedangkan Pekerti berarti kelakuan. Secara terminology, kata
budi ialah yang ada pada manusia berhubungan dengan kesadaran yang didorong
oleh pemikiran. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong
oleh perasaan hati yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut Budi
Pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan
budi pekerti tergantung kepada penerapannya, bisa bersifat positif maupun
negatife. Walaupun suara hati seseorang berbeda tiap orang dalam melakukan budi
pekerti, namum memiliki kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagian dan
keutamaan kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.
Tidak hanya akal pikiran, jasmani,
rohani dalam budi pekerti saja yang di perlukan oleh kita, tapi kita juga
memerlukanpembentukan karakter dalam diri kita sendiri. Karena pembentukan
karakter adalalah konsep dasar yang di terapkan dalam pemikiran seseorang agar
akhlak, akal pikiran, jasmani, rohani dan budi pekerti menjadi lebih baik
sehingga dapat menghilangkan krisis moral yang menerpa negara ini maupun di
mana saja.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
2.5
Kesimpulan
Bahwa Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani dibutuhkan
untuk melengkapi Budi Pekerti sesuai dengan ajaran agama islam. Karena 3
komponen itu saling dibutuhkan satu sama lain dalam membentu budi pekerti dalam
diri sendiri. Jika salah satunya tidak ada, maka yang terjadi kita tidak bisa
mana yang benar dan mana yang salah saat kita melakukan budi pekerti. Itu lah
kenapa kita harus memahami dan mengembangkan 3 komponen tersebut. Budi pekerti
dalam diri kita sendiri berguna untuk perilaku, moral dan pemikiran yang sehat
dan masuk akal bagi masa yang akan datang, agar kita tidak gampang terjerumus
ke dalam hal – hal yang buruk di sekeliling kita.
2.6
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan
sebagai berikut:
1. Kita harus mulai berlatih dan mengembangkan akal pikiran, jasmani dan
rohani sejak masih kecil agar saat sudah besar dapat menciptakan budi pekerti
yang luhur baik dan sehat.
2. Kita harus menyeimbangkan 3 komponen tersebut dalam membentuk budi
pekerti, jika salah satu tidak seimbang. Maka akan susah dalam menyelesaikan
masalah di kemudian hari, walaupun 2 yang lain sudah terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/01/11/budi-pekerti-dan-akal/
http://deahayuna.blogspot.com/2013/12/pendidikan-karakter.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/14/pendidikan-budi-pekerti-suatu-kajian-teoretis-600592.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akal
http://lintastema.blogspot.com/2011/11/inilah-perbedaan-antara-akal-pikiran.html
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-jasmani.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Jasmani
http://pengertiankesehatan.blogspot.com/2012/10/kesehatan-rohani-jiwa.html
https://studipemikiranislam.wordpress.com/2013/10/11/memahami-akal-dan-pikiran/
http://yulrachmawati.blogspot.com/2013/01/penanaman-nilai-budi-pekerti-dalam.html
Ilmu Budaya Dasar Jakarta